Sunday, September 27, 2015

39 Tahun Totti, Mari Nikmati Saja 'Sang Pangeran'

Dengan yang namanya waktu, manusia tak bisa berbuat banyak. Betapa kita ingin membuatnya terasa lebih lambat atau lebih cepat, ia tetap berjalan sebagai mana mestinya. Yang bisa kita lakukan hanyalah menikmati setiap detiknya.

Saat sesuatu yang sudah lama dinikmati sudah hampir habis, wajar kalau kita merasa gelisah. Tidak rela kehilangannya.

Perasaan gelisah itu pula yang mungkin sedang meliputi sebagian besar --kalau tidak bisa dibilang semua-- Romanisti. Mereka sadar kalau ia, sang pangeran yang sudah dua dekade lebih mengabdi pada satu nama, sudah mendekati senjanya. Ia, Francesco Totti, sudah termakan waktu.

Hari ini, 27 September 2015, Totti genap berusia 39 tahun. Satu angka lagi menuju kepala empat. Usia yang uzur untuk seorang pemain sepakbola.

Berbanding terbalik dengan angka di usianya yang menanjak, jumlah penampilan Totti di atas lapangan menurun. Sangat wajar memang. Apalagi melihat nama-nama yang kini mengisi barisan depan AS Roma. Ada Mohamed Salah serta Edin Dzeko yang kini menjadi andalan.

Saat Serie A 2015/2016 bergulir, sudah ada indikasi dari Rudi Garcia kalau kaptennya itu akan mulai diatur jumlah penampilannya. Baru di pekan ketiga Garcia menurunkan Totti.

Sampai liga berjalan enam pekan, Totti baru tampil tiga kali. Penampilan terakhirnya di laga melawan Carpi tadi malam (26/9/2015), satu hari sebelum ulang tahunnya, Totti cuma tampil sekitar sembilan menit. Masuk menggantikan Dzeko di babak kedua, Totti kemudian ditarik keluar lagi karena mengalami cedera tak lama setelah terlibat dalam gol Salah. Di Liga Champions matchday 1 lalu, Totti juga hanya menyaksikan rekan-rekannya melawan Barcelona dari bangku cadangan.

Dari peran Totti yang mulai tereduksi itu, fans Roma seperti dibiasakan untuk melihat Roma tanpa Totti. Mungkin seperti itulah rasanya saat Totti sudah gantung sepatu.

Romanisti pun mulai gelisah: mungkin memang saat itu sudah dekat. Apalagi di akhir musim ini kontrak Totti akan habis. Mungkin inilah kali terakhir sang pangeran mengenakan jubahnya.

Pertanda tersebut salah satunya dirasakan oleh Marcelo Lippi. Mantan pelatih timnas Italia yang bersama Totti meraih gelar juara Piala Dunia 2006 itu merasakan ada kesedihan dari kapten Roma itu. Lippi menyaksikannya saat Totti mencetak golnya yang ke-300 untuk Roma ke gawang Sassuolo pekan lalu. Lippi merasakan ada 'kesedihan' di balik perayaan yang sederhana itu. Usai mencetak gol, Totti hanya membentangkan kedua tangannya lalu memberi salam ke tribun penonton di mana dua anaknya --Cristian dan Chanel-- merayakan gol ayahnya.

"Saya ada di Olimpico menonton Roma melawan Sassuolo dan melihat Totti mencetak golnya yang ke-300. Ada perayaan di mana anak-anaknya, yang juga datang menonton, diliputi kebahagiaan. Tapi saya merasakan kesedihan dalam dirinya. Ada sedikit (kesedihan) mengelilingi Francesco saat ini," ujar Lippi.

"Saya tidak tahu apakah ini karena dia tidak banyak dimainkan belakangan ini, atau mungkin dia mulai mengerti bahwa dia menuju akhir dari karier fantastisnya."
Totti menuju akhir kariernya memang tak bisa dibantah. Tapi melepas Totti bagi Romanisti bukan perkara mudah. Ia bukan sekadar pemain atau kapten. Totti adalah simbol. Simbol kesetiaan dan cinta pada klub. Dua puluh tiga tahun setia pada satu seragam. Roma tanpa Totti tentu belum terbayang.

Membayangkan rasa kehilangan itu saja pasti sulit untuk fans Roma. Maka tak heran kalau mereka rasanya ingin memutar kembali waktu atau melambatkannya demi melihat Totti lebih lama bersama serigala-serigala Roma.

Tapi itu jelas tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanyalah menikmatinya. Perkara apakah ia akan gantung sepatu di akhir musim, itu nanti saja dipikirkannya. Mari nikmati setiap momennya di atas lapangan. Nikmati setiap aksinya. Nikmati setiap golnya. Nikmati setiap perayaannya. Apapun itu. Nikmati selagi ia masih beraksi.

Selamat ulang tahun, Francesco Totti.


 *Novitasari Dewi Salusi - detikSport