Wednesday, December 5, 2012

Gathering Internal: Climb the Jogja Highest Point



Sore itu, 14 Mei 2011, beberapa motor melintasi jalanan Nglanggeran, dibawah rintik hujan yang terus membasahi Jogja. Ya, serombongan anak muda beratribut AS Roma tengah meluncur menuju salah satu kawasan tertinggi di Jogja.

Seperti yang telah direncanakan, Romanisti Indonesia Regional Jogjakarta mengadakan Gathering Internal yang bertajuk "Climb the Jogja Highest Point" dikawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul. Acara yang dimaksudkan untuk menambah keakraban antar member ini diikuti tak kurang dari 30 romanisti dan romanita.



Sekitar pukul lima sore, rombongan sampai di Nglanggeran dan disambut oleh penjaga posko dan kemudian diantar ke penginapan. Setelah beristirahat dan makan malam, pendakian malam pun siap dimulai. Tak lupa, air mineral, kayu bakar dan jagung pun ikut dibawa untuk menemani acara di puncak Nglanggeran tersebut.



Tepat pukul delapan, rombongan akhirnya mulai mendaki bekas gunung api dimasa lalu itu dengan didampingi pemandu dari penduduk setempat. Hujan yang sempat mengguyur lokasi membuat jalur pendakian menjadi licin dan harus berhati-hati. Sesekali rombongan berhenti diposko terdekat untuk sekedar mengambil nafas atau berfoto.




Setelah berjalan kurang lebih dua jam, akhirnya sampailah di salah satu puncak tertinggi Nglanggeran. Acara api unggun pun dimulai dengan menyanyikan lagu "Roma Roma Roma". Sesi sharing, kritik dan saran serta harapan dari para member pun dimulai. Udara yang cukup dingin tidak menyurutkan para member untuk memberikan masukan demi kemajuan komunitas ini.




Tak terasa, sudah hampir pukul satu pagi dan akhirnya rombongan turun kembali dan tiba dipenginapan dengan selamat. Satu persatu beristirahat menyimpan tenaga untuk esok yang akan kembali mendaki dengan mengambil jalur pendakian berbeda.

Cuaca yang cukup cerah pagi itu memberi semangat para member untuk segera sampai dipuncak Nglanggeran. Tak lupa, ritual foto-foto pun dilakukan sebelum melakukan pendakian.


Jalur pendakian yang berbeda dari malam sebelumnya membuat rombongan harus lebih berhati-hati karena medan yang lebih curam. Tak jarang mereka harus memanjat dengan menggunakan tali. 




Dan akhirnya setelah menempuh perjalanan selama tiga jam, rombongan pun sampai di puncak tertinggi Jogja ini. Pemandangan yang cukup menawan membuat rasa capek seketika hilang dan berubah menjadi keriaan dan canda-tawa. Dan kembali, ritual foto-foto pun tak pernah ketinggalan.




Beberapa permainan dilakukan untuk semakin mengakrabkan member. Tak terasa hari sudah menjelang sore dan saatnya turun dan kembali ke Jogja. Sebuah pengalaman dan perjalanan yang tak terlupakan dan akan selalu diingat oleh para member yang ikut dalam gathering tersebut. [YP]